Tahun 2017 belum genap sepekan. Libur sekolah
belum usai. Semester baru pun belum juga mulai. Namun di bulan Januari biasanya pendaftaran
siswa baru sudah dibuka. Orang tua yang
anaknya akan memasuki usia TK, SD, SMP, bahkan SMA tentu udah mulai memilih
sekolah yang terbaik untuk buah hati tersayang. Gak ada sanggahan, pendidikan
adalah prioritas utama orang tua bagi anaknya. Lalu di tengah banyaknya pilihan sekolah, mulai dari sekolah negeri, sekolah swasta umum, sekolah Islam Terpadu, sekolah International, bagaimana cara memilih sekolah yang baik untuk anak?
Tips Memilih Sekolah Yang Baik Untuk Anak |
Melalui artikel ini, saya akan berbagi
pengalaman saat memilih TK dan SD untuk Fadel, anak saya. Awalnya, saya sempat
kebingungan karena banyaknya sekolah yang menawarkan program-program terbaik
mereka melalui brosur, spanduk dan
baliho-baliho. Namun ada beberapa prioritas, hal-hal yang menjadi pertimbangan
saya.
Salah Satu Brosur dari Sekolah |
Reputasi
Sekolah
Saya mulai mengumpulkan informasi dari
brosur-brosur, internet, dan bertanya ke teman-teman yang anaknya sudah lebih
dulu bersekolah di situ. Saya menggali informasi mengenai perkembangan sekolah
dari tahun ke tahun. Rekomendasi dari orang tua siswa adalah testimoni jujur
yang memberikan gambaran mengenai reputasi sekolah.
Pembentukan karakter anak adalah kolaborasi antara lingkungan rumah dan sekolah |
Saya juga berselancar di internet, mencari
informasi sebelum survey langsung ke sekolah. Ada beberapa sekolah yang aktif
meng-update berita mengenai kegiatan sekolah di website dan social media. Dari
hasil browsing, saya juga membaca beberapa
postingan blog dari Mom Blogger yang menuliskan pengalamannya saat survey
sekolah untuk buah hati. Ini sangat membantu.
Biaya
Dari brosur pendaftaran siswa baru biasanya
dicantumkan biaya pendidikan. Uang pangkal, biaya pendidikan selama 1 tahun,
SPP 1 bulan pertama, dan uang seragam biasanya dibayarkan di awal. Lalu
bagaimana dengan biaya bulanan. Selain SPP, biasanya ada biaya ekstrakurikuler,
catering, penitipan anak, transportasi sekolah, dll. Ini harus sesuai dengan
isi dompet kami, orang tua. Kami gak bisa memaksakan sekolah mahal namun gak
mampu membayar uang bulanannya.
Sekolah yang baik mengajarkan ke-bhineka-an. Unity in Diversity |
Bagi saya, mahal tidak menjamin kualitas. Saya
juga memperhatikan sarana dan prasarana pendukung. Apakah biaya yang kami
keluarkan sebanding dengan besar dampak yang bisa diberikan sekolah bagi perkembangan
kecerdasan dan karakter Fadel.
Hasil karya anak adalah kebanggaan orang tua |
Alam adalah tempat belajar |
Jarak antara Rumah dan Sekolah
Lokasi sekolah memang menjadi salah satu pertimbangan
penting. Kalau anak capek di jalan, tentunya jadi kurang fokus saat belajar di
sekolah. Pulangnya, Fadel masih butuh bermain dengan teman sebaya, istirahat,
dan bercengkerama bersama kami orang tuanya.
Namun saat masuk SD, jarak dari rumah ke
sekolah lumayan jauh. Tempat tinggal kami di daerah Sudiang. Sekolahnya di
bilangan Tamalanrea, sekitar 6 kilometer dari rumah.
Mungkin melewati puluhan SD. Namun karena
banyak pertimbangan lain, sehingga saya dan suami serta dibarengi dengan rasa
nyaman Fadel di sekolah ini, memutuskan untuk mendaftar di sekolah ini.
Survey Sekolah
Saya dan suami meluangkan waktu satu hari
untuk survey ke beberapa sekolah pilihan, yang kami prediksi cocok untuk Fadel.
Tentunya melibatkan Fadel saat berkunjung dan membiarkannya bereksplorasi di
sana, menanyakan bagaimana perbandingan sekolah yang telah ia datangi. Yang mana
menurutnya nyaman.
Sekolah yang baik, melatih kemandirian anak. |
Apa aja yang menjadi concern saya saat
melakukan survey langsung ke sekolah? Ulasan lengkapnya akan saya tuliskan di
artikel berikutnya.
To be
continued..
Ihhh gemes bgt liat kambing nyusu itu.. mana warnanya putih gitu. Unyu2.. #salahfokus
ReplyDeleteHehe.. Bersih banget kambingnya ya Mba :D
DeleteTerimakasih udah berkunjung :)
Sebelum memilih SDIT buat anak-anak lima tahun yang lalu saya juga survey ke beberapa sekolah dulu.Selain jarak,biaya juga menjadi pertimbangan.Ada sih SD bagus di komplek.Tinggal naik sepeda.Tapi biaya masuknya seharga sebuah sepeda motor saat itu.Jadi meski dekat SD bagus twrsebut tidak masuk list.Apalagi anakku dua dan hanya selisih setahun.Jadi cari yang bagus tapi harganya yang sesuai kantong meski harus antar jemput.
ReplyDeleteKadang biaya juga tidak menjamin kualitas atau kenyamanan anak di sekolah itu ya Mba. Anak saya juga sekolahnya agak jauh. Sekitar 7 km dari rumah. Tapi alhamdulillah Fadel senang :)
DeleteSekolah yang terlalu jauh memang bikin anak jadi capek juga ya. Kreativitasnya banyak juga ya, mba. Semoga Fadel makin pintar ya, mba :)
ReplyDeleteIni hasil karya Fadel dan temen-temen TKnya yang dipajang saat event performance day di sekolahnya. Makasih Aunty Nita :)
DeleteKalau saya krn anak msh kecil mungkin hal pertama jarak dna biaya hehe
ReplyDeleteTFS
Bener Mba :)
DeleteSedja tahun ini lulus TK, tapi belum lanjut SD karena umurnya masih jauh blasss dari 7 tahun. Dia maunya kursus-kursus dulu, kursus bahasa Inggris salah satunya. Ortunya pengen jalan-jalan bareng dulu hahahaha.. nanti tahun depan baru masuk SD.
ReplyDeleteKangen Adek Sedja :-*
DeleteIya sekarang wajib 7 tahun ya masuk SD. Kalo Jalan-jalan ke Makassar, kabari yaa..
Salam untuk Fadel kak ndy :)
ReplyDeleteBanyak dan bagus2 hasil karyanya 👍👍👍😍😍😍
Makasih Kk Evi, salamnya akan disampaikan..
DeleteHasil karya anak TK lucu-lucu yaa :)
Harus selalu memilih pendidikan yang terbaik untuk anak
ReplyDeleteMak, saya dulu masuk SD Negri. Sekolahnya deket banget dari rumah. Terus saya manja gitu, kalau hujan minta gendong ke sekolah. Jadi mungkin jarak yang terlalu dekat juga harus dipertimbangkan heheheheee.
ReplyDeletenyari sekolah memang nggak mudah ya mba . Tapi kalau dapat yang terbaik langsung deh suka
ReplyDeletekalau saya, pertimbangan pertama memilih sekolah untuk anak adalah jarak. Soalnya ini akan ditempuh sehari-hari oleh anak. Alhamdulillah, selama ini gak ada masalah dengan jarak.
ReplyDelete