Tana Toraja. Kabupaten eksotik di Sulawesi Selatan yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat dengan keunikan yang menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara. Toraja berasal dari kata Tau Riaja artinya orang dari sebelah barat atau orang di pegunungan. Ada juga yang pernah saya dengar, Toraja berasal dari kata Tau Raya atau Tau Raja. Artinya orang besar, bangsawan.
Datang ke Sulawesi Selatan, gak afdal kalau belum ke Toraja. Seorang teman yang asli Jawa bilang begini. Icon-nya Sulawesi Selatan, katanya. Jadinya kami yang waktu itu (sengaja) numpang lewat dari Sorowako, mampirlah kami ke Toraja, tepatnya di Kete Kesu. Bener-bener hanya mampir aja. Karena setelah eksplor Kete Kesu selama 3 jam, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Makassar.
Kete Kesu ini menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat ramai dikunjungi di Toraja. Sebelum masuk ke area Kete Kesu, dari jalan poros Toraja – Makassar, di pertigaan jalan ada patung kerbau. Patung inilah sebagai penanda arah masuk ke Kete Kesu. Dari patung kerbau ini kita masuk ke arah Kampung Bonoran, kurang lebih 1 kilometer.
Pertigaan menuju jalan masuk ke Kete Kesu |
View dari parkiran Kete Kesu |
Sampailah kita di area Kete Kesu. Saat kami tiba, pas banget lagi hujan. Kebetulan di dekat parkiran, berjejer toko oleh-oleh. Mampirlah kami berteduh sambil hunting oleh-oleh di toko ini, sambil menunggu hujan reda. Ada miniatur tongkonan, kopi Toraja, ukiran khas Toraja, aksesori, kaos, kain tenun Toraja, dan masih banyak yang lain. Sampai bingung memilih oleh-olehnya. Tapi akhirnya saya belum beli di toko yang pertama, karena hujan sudah reda.
Sebelum masuk ke lokasi Kete Kesu, kami menuju loket untuk membeli tiket. Tarif masuknya Rp. 10.000 per orang. Sisa-sisa hujan masih basah, aroma tanah menyeruak. Memberi semangat untuk mengeksplor lokasi Kete Kesu ini. Lelah di perjalanan, tiba-tiba menguap bersama sisa hujan yang terpapar sinar matahari siang itu. Apalagi panoramanya yang keren, dan melihat langsung rumah adat Tongkonan yang asli dari zaman leluhur. Konon katanya, beberapa rumah ini berumur ratusan tahun.
Saat kami berkunjung, sedang tidak ada upacara adat. Katanya Kete Kesu ini merupakan pusat upacara adat seperti upacara pemakaman, upacara memasuki rumah baru, atau ritual adat lain. Kalau ada upacara adat, tentu lebih seru dan lebih ramai lagi. Gak ada upacara adat pun, Kete Kesu ini tetap ramai oleh pengunjung.
Kompleks perkampungan adat tua di Toraja ini menghadirkan keunikan etnis yang sangat menarik untuk dieksplor. Rumah Tongkonan, lengkap dengan lumbung padi berukir (Alang Sura’) yang dibangun berhadapan. Letak Tongkonan berada di Utara dan Alang Sura’ berada di Selatan. Di depan rumah Tongkonan ada patung kerbau yang juga dipajang di depan rumah. Ini melambangkan kemakmuran dan kemampuan ekonomi masyarakat Toraja.
Di depan rumah juga tergantung banyak tanduk kerbau. Tanduk yang tergantung rapi di tiang depan rumah ini menjadi penanda bahwa pemilik rumah telah melakukan banyak pesta. Ini lagi-lagi menunjukkan status sosial orang Toraja.
Di atas bangunan Alang Sura’ juga ada lambang ayam dan matahari sebagai tanda lumbung dengan stok padi yang melimpah. Setelah foto-foto di depan Tongkonan dan Alang Sura’, kami bergeser ke arah pekuburan yang digantung di tebing dan di dalam gua.
Peninggalan purbakala berupa kuburan batu di Kete Kesu ini diperkirakan berusia 500 tahun lebih. Kuburannya berupa perahu, digantung di dinding tebing atau di gua. Ada juga makam yang telah ditutup dengan jeruji besi. Ini untuk mencegah pencurian patung jenazah adat (tau-tau).
Ada tangga untuk menuju ke gua. Sambil menaiki anak tangga, kami menemui banyak tengkorak dan tulang belulang di dalam kuburan berbentuk perahu yang tergantung di dinding tebing. Walaupun agak ngos-ngosan naik tangganya, tapi eksotiknya Kete Kesu yang unik, bikin semangat hingga sampai di gua. Di sini ada peti mati juga.
Puas mengeksplor hingga ke dalam gua, gak terasa hari sudah siang. Kami kembali ke toko oleh-oleh untuk membeli cindera mata.
3 jam di Toraja, memang belum cukup untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata lain yang gak kalah kerennya. Karena kami harus meneruskan perjalanan kami untuk pulang ke Makassar.
Wawww.. Spektakuler banget bisa kesana. Tapi syerem syerem ya mbaa.
ReplyDeleteSerunya kak. Kekihatannya juga tidak terlalu banyak pengunjung ya. Jadi lebih enak foto2 ๐
ReplyDeleteDeeh seruny...sudah lama ndak ke Toraja. :(
ReplyDeleteMautami ke torajaa.. kal ndy oleh-oleh boleh? #eh
ReplyDelete*ngarep.. wkkk *evhy kak ndy sudah balik kali k makassar.
#siapa tau saja masih ada tersisa. Sisa-sisa juga ngga pa2 kok
(Percakapan dalam hatii ๐)
Saya pernah ke toraja ndak ya? *lupa.
ReplyDeleteWaktu kecil dulu kayaknya pernah, tapi ndak berasa. Semoga kapan-kapan bisa ke sana, bareng Rani, Papanya, sekalian adeknya Rani. Insya Allah..
Mau ta mi ke Toraja tapi gak kuat perjalanan darat berkilo-kilo meter :(
ReplyDeleteBelakangan ini saya sering banget baca artikel tujuan wisata di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di SulSel, rasanya jadi pengen didatangi semua, huhuhuuu...
Jadi pengen kesana๐
ReplyDeleteSaya dari dulu suka dan kagum dengan kebudayaan Toraja, bisa kesana langsung tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan
ReplyDeleteSaya dulu pernah ke Toraja mba, tapi sayang ga sempat liat Kete Kesu, hehe
ReplyDeleteKapan ya waktu terbaik buat ke Kete Kesu? Supaya pas ada upacara atau hal spesial di sana.
ReplyDeleteEmang gak jauh mutar yaa kl dr sorowako ke toraja?
ReplyDeleteSenangnya bisa eksplore Toraja. Salah satu destinsi yg ingin saya kunjungi juga. Penasaran dengan budaya dan adat pemakamannya yg di gua2 itu.
ReplyDeleteBTw kalau ke makam di tebing2 itu apakah diizinkan bawa anak kecil?
TFS ceritanya mbk :D
Haduuh ada tengkoraknyaaaa :D
ReplyDeleteCindera matanya unik ya mba, bagus-bagus.
Sangat indah dan keren2 ya...
ReplyDeleteSemoga suatu saat saya kesampaian bisa wisata ke Toraja. Amin :)
pengen banget berkunjung kesini, semoga next time bisa kesana ya
ReplyDeleteDari SMA aku pengen ke Toraja belum kesampaian
ReplyDeleteDari kecil terkesan dengan rumah tongkonan karena pakdeku punya hiasan replika rumah tongkonan ini mbak. Ingin deh suatu hari kesampaian bisa ke sana.
ReplyDeletetoraja emang indah banget untuk budaya dan kulturnya, temanku pernah pesan dan doain biar aku bisa ke toraja juga :D
ReplyDeleteDuh jadiu oengenn kesana euy mbaaa
ReplyDeleteKemarin2 sempet ke makasar, tapi ga ke tana toraja. Nyesel juga. Cakep bgt ya..
ReplyDeleteKemarin2 sempet ke makasar, tapi ga ke tana toraja. Nyesel juga. Cakep bgt ya..
ReplyDeleteSuatu hari, mesti ke Tanah Toraja dan menyaksikan secara langsung keindahannya... ^^
ReplyDeleteDari baca ini bagiku udah cukup dilengkapi gambar/foto
ReplyDeleteAkan lebih bagus lagi kalo dibahas lebih detil yg luput dari pantauan kita.
Semakin lengkap sy makin puas bacanya mba
seru juga nih wisata etnik kayak gini, bisa lebih mengenal sesama anak bangsa
ReplyDelete