Idul Fitri 1438 Hijriah baru saja berlalu. Salah satu tradisi lebaran yang hampir wajib dilakukan oleh siapapun yang punya kampung halaman adalah mudik. Berkumpul bersama keluarga merayakan lebaran, bernostalgia dengan suasana lebaran yang hanya bisa dirasakan di kampung halaman, membuat perjalanan mudik yang memakan waktu berjam-jam pun harus dilalui.
Mudik dengan pesawat, kapal laut, bus, kereta, bahkan kendaraan pribadi sekalipun, semuanya membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama. Di saat seperti ini, kadang harus menahan buang air kecil (BAK) dengan alasan tidak ada toilet, toilet kurang bersih, atau bahkan dengan dalih ‘tanggung’. Tanggung bentar lagi sampe rumah makan favorit. Tanggung bentar lagi nyampe. Dan berbagai ‘tanggung’ yang justru berbahaya karena berpotensi meningkatkan perkembangbiakan bakteri Escherichia Coli (E.Coli) di dalam sistem saluran kemih.
Karena menahan buang air kecil, urine yang seharusnya sudah dikeluarkan, masih tertahan di sistem saluran kemih. Urine yang mampu ditampung dalam kondisi normal kandung adalah 300-400 cc. Lebih dari itu dan ditampung terlalu lama maka risikonya adalah infeksi. Logikanya, urine adalah sampah di dalam tubuh yang harus segera dikeluarkan. Jika menumpuk, lama-lama akan mengakibatkan peradangan atau infeksi. Salah satu gejala awalnya adalah Anyang-anyangan.
Mengenai gejala infeksi saluran kemih (ISK), pernah saya tulis dalam postingan saya beberapa waktu lalu. Bisa dibaca di: Bebas Anyang-anyangan bersama Prive Uri-Cran.
Nah, kebetulan saat jelang lebaran beberapa minggu lalu, saya dan keluarga juga melakukan perjalanan mudik. Biar gejala anyang-anyangan gak berulang, beberapa tips ini saya terapkan ketika melakukan perjalanan mudik.
1. Buang Air Selagi Ada Toilet
Sesaat sebelum berangkat, saya menyempatkan buang air kecil walaupun belum kebelet banget. Apalagi kami sekeluarga menggunakan kendaraan umum (bus) untuk mudik. Jadi selagi ada toilet, saya menyempatkan diri untuk buang air kecil. Saya tidak perlu menunggu hingga benar-benar kebelet. Jadi selama perjalanan mudik, gak ada lagi kejadian tahan-tahan pipis. Karena sebelum penampungan urine-nya penuh, sudah dibuang setiap ketemu toilet.
2. Toilet Jongkok atau Toilet Duduk?
Toilet jongkok jauh lebih higienis sehat dibandingkan toilet duduk. Dengan menggunakan toilet jongkok, tubuh tidak bersentuhan langsung dengan dudukan toilet.
3. Selalu Sedia Tissue
Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, saya menggunakan tissue untuk mengalasi dudukan toilet. Demi menghindari bersentuhan langsung dengan kuman yang bersarang di sana. Setelah buang air kecil, area kewanitaan juga harus dijaga jangan sampai lembab. Untuk itu saya selalu sedia tissue.
4. Siapkan Air Mineral Botol
Beberapa kali menemukan toilet umum yang air kerannya tidak mengalir. Jadi hanya ada air di ember atau bak. Di sinilah peran air mineral. Jadi saya tidak menggunakan air yang menggenang untuk membasuh karena gak ada jaminan kebersihan air di dalam ember atau bak itu kan?
5. Kebersihan Pakaian Dalam
Karena travelling bag biasanya sudah di bagasi, saya gak lupa menyediakan pakaian dalam di tas jinjing yang saya pakai. Pakaian dalam jangan terlalu ketat. Sebaiknya memilih bahan yang mudah menyerap keringat. Gunanya apa? Ya untuk jaga-jaga, kalau perlu mengganti pakaian dalam yang lembab. Karena area kewanitaan yang lembab adalah tempat kuman dan bakteri tumbuh subur.
6. Cuci Tangan
Selama perjalanan, tangan tentu akan lebih rentan kuman dan bakteri. Sabun cair wajib disiapkan untuk cuci tangan menggunakan sebelum dan setelah membasuh area kewanitaan, baik ketika BAK maupun BAB.
7. Sedia Prive Uri-Cran
Prive Uri-Cran adalah ekstrak cranberry tersedia dalam bentuk kapsul dan Prive Uri-Cran Plus dalam bentuk bubuk. Dua-duanya memiliki khasiat sama.
Ekstrak Cranberry dalam Prive Uri-Cran dan Prive Uri-Cran Plus antara lain mengandung Vitamin A, Beta Karoten, Vitamin C, Kalori rendah, Lutein, Folate, Potasium, dan Magnesium yang tinggi pula. Senyawa antioksidan di dalam ekstrak cranberry disebut proanthocyanidins (PAC). Manfaatnya antara lain mampu menangkap bakteri E-coli sehingga bakteri yang tadinya akan berkembang biak di saluran kemih, tidak jadi menempel karena sudah terikat oleh senyawa antioksidan.
Uricran yang diproduksi oleh Combiphar ini efektif membantu memelihara kesehatan saluran kemih, mengatasi susah buang air kecil, perjalanan mudik lancar tanpa gangguan anyang-anyangan.
Nah, teman-teman punya pengalaman seru mudik? Sharing yuk di kolom komentar.
jadi ingat anak saya, kalau bepergian, pasti gak pernah terlewatkan utk selalu kencing di setiap pemberhentian :)
ReplyDeleteBener Banget point no1., selagi ada toilet mah jangan sampe deh nahan2 pipis. Nanti klo udah kena anyang2an bakalan nyesel banget 😬. Gudluk Ka Ndy 💐
ReplyDeleteMemang sebaiknya setiap ketemu toilet disempatkan untuk buang air kecil, tapi terkadang saya suka ilang mood BAK-nya kalau toiletnya kotor.
ReplyDeleteTerima kasih Mba untuk sharingnya, sangat bermanfaat
Asik nih bisa mudik bebas anyang-anyangan ya mba :)
ReplyDeleteYaa kalau sudah anyang2en susah sih ya,, untung saja ada produk herbal untuk menghentikan anyang2en.
ReplyDelete