Semilir angin menjadi musik alam yang membuat dedaunan menari meliuk-liukkan badannya. Rimbunnya pepohonan, menjadi rumah para burung yang berkicau. Menambah harmonisasi musik yang disuguhkan alam untuk kami sore itu. Baru tiba saja, pesona tempat wisata yang terletak di Kabupaten Gowa ini sudah sangat ramah menyambut kami dengan eloknya.
Bertolak dari Makassar, lokasi Lembah Hijau Camp & Resort Malino tak begitu sulit untuk diakses. Salah satu wisata alam yang wajib dieksplor, ketika berkunjung ke Malino. Sekira 2 jam perjalanan darat menuju Kota Bunga, Slogan untuk Kota Malino. Jaraknya yang cukup dekat dari Makassar, memang patut menjadi pilihan tepat liburan akhir pekan bersama keluarga, kerabat dan sahabat.
Bagian Depan Lembah Hijau Malino, Tepat Depan Kedai Lembah |
Melewati Kedai Lembah, kami menuruni anak tangga untuk sampai ke tenda-tenda penginapan. Inilah keunikan Lembah Hijau Camp & Resort. Tamu yang akan menginap, disuguhi suasana yang bener-bener nature. Menyatu dengan alam. Jangan bayangkan suasana hotel ya, karena rate satu kamar yang dibayar untuk menginap di sini adalah untuk satu tenda ala-ala camping. Jadi ingat perkemahan masa-masa aktif di organisasi Pramuka dulu. Tapi pengunjung gak perlu khawatir, suasana camping tapi fasilitas di sini lengkap. Ada kafe, mushollah, dapur dan tempat barbeque, toilet, serta banyak banget spot foto. Gak hanya itu, wahana permainan yang memacu adrenalin juga ada, antara lain sky bike dan river tubing.
Setelah mampir mengintip suasana di dalam tenda, kami melanjutkan perjalanan menuruni ratusan (bahkan ribuan) anak tangga lagi untuk menuju ke lokasi lembah. Kami memang tidak memilih lokasi ini untuk menginap karena ada agenda lain yang mengharuskan kami menginap di tempat lain di Malino. Walaupun tidak menginap disini, semangat kami tetap maksimal loh untuk mengeksplor Lembah Hijau ini.
Tenda Penginapan |
Derap langkah kaki terus bersemangat menuruni anak tangga, suara jangkrik dan musik alam yang diiringi tarian dedaunan, tetap setia mengiringi langkah kaki ini. Sesekali saya mampir untuk mengabadikan alam perawan bernama Lembah Hijau. Tanpa bersolek saja ia begitu memesona. Semakin banyak anak tangga yang terlewati, suara aliran sungai pun kian dekat di telinga.
Hingga akhirnya lembah hijau yang kami tuju sudah di depan mata. Air sungai mengalir melewati bebatuan. Sejuk dan beningnya air sungai, menggoda untuk saya mencuci muka di sana. Dingiiin.. Gak pengen beranjak rasanya. Ditambah lagi pemandangan asri begitu menyejukkan mata. Sesuai namanya, Lembah Hijau.
Oiya di sungai inilah pengunjung bisa mencoba permainan river tubing. Menggunakan ban besar, permainan menegangkan ini mengajak kita menyusuri sungai yang cukup deras arusnya dan melewati bebatuan. Sayangnya, ketika kami berkunjung ke sana, air sungai kurang jadi tidak bisa menjajal permainan air ini. Karena gak bisa main river tubing, kita pepotoan aja di antara bebatuan sungai. Tetap keren kan?
Nah yang paling seru sebenarnya adalah saat menaiki anak tangga untuk pulang. Ratusan (bahkan ribuan) anak tangga yang kami susuri saat turun, memang terasa enteng. Tapi berbeda ketika menanjak. Saya engap! Sampai teman-teman menertawakan saya karena harus jeda beberapa kali.
Melangkah. Lelah. Singgah. Melangkah lagi!
Seperti itulah perjalanan kehidupan. Kadang berhenti sejenak di tengah pendakian, untuk menormalkan napas yang semakin terengah-engah. Apakah itu sebuah kekalahan?
Yes! Saya tentu tidak boleh menyerah. Kendati beberapa kali harus istirahat untuk mengumpulkan oksigen yang kian berburu untuk berkumpul dalam rongga pernapasan, saya tetap harus tiba di titik yang saya tuju. Travelling, seperti miniatur perjalanan kehidupan. Ada suka duka. Tapi selalu menyisakan cerita yang seru untuk di-sharing. Manteman, punya cerita seru ketika sedang travelling? Sharing yuk di kolom komentar!
Tawwa kak ndy darimi lembah hijau, saya selalu mau kesana tapi selalu ada kendala. Sejuknya dih kak disana.
ReplyDeleteAjak adek lah kak ��
ReplyDeletelama mi saya penasaran sama Lembah Hijau ini. Akhirnya ada yang mengulas dengan lengkap. Plus foto-foto pula. Cantiknya dih..
ReplyDeleteCakepnya ini lembah hijau. belum pa pernah kesana. Selalu tertukar fikiranku antara lembah biru dan lembah hijau. Lembah hijau tampaknya memiliki sarana dan prasarana yang jauh lebih banyak ya
ReplyDeleteSuka iri kalau lihat perempuan kuat yang bisa mendaki maupun traveling ke gunung.
ReplyDeleteLembah hijua ini beberapa kali saya dengar dari anak saya dan teman-temannya, katanya indah sekali. Ternyata betul. Foto-foto di atas telah mewakili keindahannya.
Selian tempat wisata yang mengasikkan.. Saya lebih tertarik dengan diksi blog ini dalam menjelaskan keindahan lembah Hijau Malino. .sungguh puitis dan menyetuh sanubari pemabaca. .mau ta juga belajar gaya tulisan begini kak. .Baru pembuka ajha, bagus skli. .
ReplyDeleteJadi pengen camping baca ini. Terakhir camping waktu masih jaman SMA dulu, hahaha. Berapa ratenya semalam untuk menginap di tenda-tenda itu, Ndy?
ReplyDeletecantik sekali pemandangan alamanya kak.. bikin saya jadi teringat masa2 kuliah lapangan geologi dulu.. seringnya kuliah dan penelitian langsung di lapangan.. sejuknya air sungai bikin kangen kak..
ReplyDeleteBagusnya Malino sekarang di'. Saya sudah lama sekali ndak ke sana. Terakhir kayaknya di tahun 2006. Semoga kapan-kapan pas ke Makassar, ada kesempatan untuk sekalian cuss ke Malino. Amiiin..
ReplyDeletein iyang baru ini di? pernah 2 tahun lalu mau rayakan ultahku di malino tapi dapatnya cuma highland yang diatas itu
ReplyDeletegak dapatka ini huhuhuh
baru hujan poeng jd cum aliat kabut wkkwkw
Dari awal liat lembah hijau ini, sdh ounya rencana mau kesana. Tapi sayang rencana tinggal rencana heheh. Sampai skrg belum kesampaian. Padahal sdh janjinke istri, nantilah tunggu2 anak agak besar diki ajak bertualang di sana
ReplyDeletePernahka juga ke sini. Bagus tawwa. Saya nda sempat foto foto yang disungainya. Dan dulu wktuku datang ndadapi ini payung payungnya. Kita nda coba yg sky bike nya kak? Memacu adrenalin sekali.. wkwkkwk
ReplyDeletekereeen ya lokasinya, yang punya ide pasti orangnya kreatif ini
ReplyDeleteBanyak juga ni yang bisa dinikmati, mulai pemandagan, tempat nginap hingga menenangkan pikiran. Tenang rasanya melihat pemandangan alam..
ReplyDeleteSerunya ndy.. semoga suatu saat bisa ajak suami ke sini deh refreshing, hehe..
ReplyDeletekayaknya kalo nginep ala2 camping jaman pramuka dulu seru ya, sekarang lagi ramai model penginapan glamping gini, apalagi kalo suasana sekitar adalah alam yang cantik2
ReplyDeleteKeren, kak. Saya jg pengen ke sana, tp blm ada kesempatan.
ReplyDeleteInformasinya lengkap banget. thanks
ReplyDeleteThis is truly a great read for me. I have bookmarked it and I am looking forward to reading new articles. Keep up the good work!. the lost ways claude davis
ReplyDelete